Bab 73 Jalan Tanpa Putar Balik

1202 Kata

Malam itu, udara di rumah keluarga Martenez terasa berbeda. Bukan dingin yang menusuk, tapi tenang yang terlalu sunyi. Ferdi duduk di ruang kerja, lampu meja tembaga memantulkan cahaya lembut ke wajahnya yang tegas, tapi terlihat lelah. Di sampingnya, Herdi menatap layar tablet berisi laporan pergerakan saham, angka-angka yang perlahan berpihak pada Surya, seperti badai yang tak terelakkan. Andini datang membawa teh hangat. Perutnya yang mulai membulat membuat langkahnya pelan, tapi sorot matanya tetap tajam. “Surya sudah mulai menggerakkan dewan minoritas,” katanya lirih. “Dua persen sudah berpindah tangan pagi ini.” Ferdi mengangguk pelan. “Kita tahu dia akan menyerang dari sisi finansial. Sekarang tinggal waktu sebelum dia mencoba memecah dewan.” Herdi menutup tabletnya. “Kita harus

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN