74. Pengakuan Fendi

2039 Kata

“Kemarin sampai rumah jam berapa, Sil?” Tanya Mas Fendi ketika malam ini dia tiba-tiba menelponku. “Maaf, aku enggak angkat teleponmu karena beberapa hari ini hectic luar biasa. Aku cuma pegang hape kantor, hape pribadiku hampir enggak kepegang sama sekali. Telepon dari Ibu juga enggak keangkat semua.” “Enggak papa, Mas. Aku paham karena Mas udah ngabarin lagi sibuk banget. Jadi aku enggak mikir aneh-aneh juga.” Aku yang tadinya baru saja selesai menata piring, langsung mengelap tangan dan buru-buru menuju kamar. Aku tidak nyaman kalau Bapak, Ibu, ataupun Novia mendengarku teleponan dengan Mas Fendi. Obrolan kami juga jadi kurang leluasa. “Jadi? Sampai jam berapa kemarin?” “Petang, Mas. Sampai Juanda, sih, jam limaan kurang lima belas menitan. Tapi sampai rumah udah adzan maghrib. Di S

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN