Mas Fendi akan datang ke rumah sebentar lagi. Awalnya dia akan naik gocar, tetapi Putra bilang akan menjemput. Ternyata, anak itu diam-diam sudah menghubungi Mas Fendi setelah kuberi nomornya. Jadinya, Mas Fendi bertamu malam hari karena sore tadi Ibu dan Bapak ada kondangan di desa sebelah. Malah bagus, sekalian dia bisa istirahat sejenak di hotel. Mau menunggu besok, katanya kelamaan. Waktu yang dia punya selama cuti juga terbatas. Memang betul. Tinggal beberapa hari lagi, kami sudah harus kembali ke Jakarta. Selama menunggu Mas Fendi datang, aku harap-harap cemas. Aku khawatir sekali kalau Ibu akan memperlakukannya dengan kurang baik. “Yang anteng, gitu, Sil. Jangan mondar-mandir terus.” Aku langsung berhenti ketika mendengar teguran dari Ibu. “Enggak suka bukan berarti Ibu akan bers