Fendi’s POV Prisilia Bratandari. Nama sederhana yang entah kenapa terdengar sangat cantik di telingaku. Sejak pertama kali aku mendengarnya, aku langsung menyukainya. Aku pertama kali mendengar nama ini disebut yaitu saat para asisten dosen berkumpul di ruang dosen untuk membahas siapa saja nama-nama yang menonjol di masing-masing kelompok asistensi. Kegiatan ini diperintah oleh dosen yang bersangkutan langsung. Untuk mengetahui apa motif utamanya, aku tidak terlalu yakin. Mungkin saja, sekadar untuk validasi nilai. Sejak hari itu, aku mulai sering mendengar nama itu disebut-sebut. Nama itu sering keluar dari mulut kedua temanku, yakni Agam dan Wulan. Mereka seperti tidak ada bosannya membicarakan nama itu sampai-sampai terkadang aku sedikit terganggu. Maksudku, aku merasa ‘anak didikku