90. Berdamai dan Ikhlas

2217 Kata

Back to Sisil’s POV  Aku telah kehilangan calon buah hatiku. Dia pergi beberapa jam setelah aku menyadari keberadaannya. Sungguh pukulan yang telak! Membuatku merasa menjadi wanita yang tak berguna. Sebenarnya, aku tahu kalau janinku telah pergi saat pertama kali siuman. Aku mendengar kabar ini diucapkan langsung oleh Mas Fendi. Hanya saja, saat itu aku masih setengah sadar. Dengan segenap hati, aku berdoa kalau aku hanya mimpi. Aku ingin bangun nanti dan mendengar kabar sebaliknya. Namun, nihil. Saat aku bangun lagi dengan kondisi yang lebih baik, kabar itu masih sama. Aku memastikannya langsung pada Mas Fendi. Dia memang tidak menjawab, tetapi perubahan ekspresinya telah menjelaskan semuanya. Ah, mengingatnya hanya akan membuatku menangis dan terus menangis. Bahkan setelah satu bul

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN