93. Kabar yang Ditunggu

2835 Kata

Pagi-pagi, Mas Fendi sudah mengajakku jogging di area Merlion Park. Aku tidak jadi sakit. Mungkin kemarin hanya mual biasa akibat mabuk. Entahlah, yang jelas saat ini aku baik-baik saja. Meski judulnya bulan madu, ini jelas berbeda dengan saat di Jerman. Saat itu kami masih serba penasaran satu sama lain. Waktu demi waktu ingin rasanya kami habiskan hanya dengan bermesraan di kamar. Kami keluar karena sayang saja kalau tidak explore, padahal sudah datang jauh-jauh. Kali ini sangat berbeda. Berduaan di kamar sudah bukan menjadi tujuan utama. Kami akan menghabiskan waktu di luar, yang penting berdua. Meng-explore apa pun, sekaligus nostalgia masa lalu. “Mas, capek ...” aku berhenti, lalu duduk di pembatas trotoar. “Baru juga bentar larinya. Pelan, pula.” “Capek pokoknya.” “Kamu memang

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN