Fendi’S POV Aku benar-benar bangga menatap Sisil yang sedang diwisuda di bawah sana. Di saat perutnya sudah mulai besar, dia tetap terlihat sangat cantik dalam balutan toga. Memangnya kapan istriku terlihat tidak cantik? Jawabannya, tidak ada. Bahkan ketika bangun tidur pun dia tetap cantik. Sejak awal aku selalu percaya kalau Sisil memiliki potensi yang besar. Dalam hal apa pun itu. Selain dibekali otak yang cerdas sejak lahir, dia juga memiliki tekad yang kuat. Itu adalah combo yang menyukseskannya sampai di titik ini. Dia yang pantang menyerah membuat apa yang tadinya terlihat tidak mungkin menjadi mungkin. Kalau aku ditanya apa aku malu jika pendidikanku tidak lebih tinggi dari istriku, maka aku jawab dengan mantap, tidak. Aku tidak malu sama sekali. Aku tidak pernah merasa terkerd