Langit telah menjelaga usai bola pijar raksasa tenggelam sepenuhnya di ufuk barat. Hembusan angin yang bertiup terasa dingin menyentuh kulit. Di atas sana, gugusan bintang gemintang tergelar indah. "Kopinya, Tuan." Sherly meletakkan secangkir kopi di meja. Romy terpaksa mengakhiri lamunannya. Gurat keletihan tercetak jelas di wajahnya, matanya sayu, tubuhnya kaku, kondisinya benar-benar tak terawat. "Bagaimana keadaannya Bi?" "Nona sudah jauh lebih tenang, tapi meski begitu dia masih sering menangis tiba-tiba, mungkin jika nona mengingat kejadian buruk itu lagi," jelas Sherly. "Dia sudah meminum obatnya?" Lagi, Romy bertanya. "Sudah Tuan." "Hm, Bibi boleh pergi." Menyesap cairan hitam dalam cangkirnya, Romy menatap curiga perempuan yang masih berdiri di hadapannya. Sherly masih be