Kristal begitu menikmati makan siangnya kali ini. Suasana hatinya membaik setelah ia menyantap beberapa makanan pedas yang tersaji. 'Eh, pria aneh itu sudah makan atau belum ya?' mendadak Kristal teringat suaminya, lalu meletakkan sendoknya kembali. 'Aku yang salah. Meskipun aku menikah karena paksaan darinya, seharusnya aku tetap menjaga perasaannya sebagai suamiku. Wajar dia berpikiran begitu karena sikap Keenan padaku memang agak berlebihan, tapi bukankah dia tidak memiliki perasaan apa-apa terhadapku, lantas mengapa dia harus marah?' "Permisi." Suara perempuan cantik mengembalikan kesadaran Kristal usai lamunan panjang wanita itu. "Boleh aku duduk di sini?" Kata wanita itu lagi. "Silakan." Kristal mengizinkan perempuan yang tempo hari pernah dilihatnya bertamu di rumah suaminya.