Kaisar sama sekali tak bisa memejamkan matanya, yang ia lakukan sedari tadi hanya terus memandangi wajah penuh kedamaian yang kini tengah berada dalam dekapannya. Kaisar kesal jika teringat Kristal tak mau mengandung anaknya, memikirkannya sungguh membuatnya marah tapi begitu mengetahui alasan Kristal menunda kehamilannya barulah dia menyadari satu hal. Semuanya bukanlah murni kesalahan Kristal karena dirinya yang menjadi penyebab Kristal takut hamil. Kaisar mengulurkan jemarinya mengusap pipi sehalus sutera, memejamkan mata meresapi setiap ketenangan yang perlahan merasuk ke dalam relung hatinya. Ada banyak pertanyaan yang memenuhi benaknya, tapi Kaisar tak mau memikirkannya lagi. Baginya yang terpenting adalah hubungannya dengan Kristal tetap terjaga meski seringkali kerikil tajam menja