Apartemen Bima tidak terlalu luas, khas seperti kamar seorang jejaka. Yang menjadi daya tarik Sasmita terhadap apartemen Bima adalah mesin kopi yang tampak begitu mahal, menandakan jika pemiliknya memang pecinta kopi. “Lo suka kopi pahit atau tidak?” “Nggak terlalu sih. Gue sukanya macchiato.” Bima mengangguk lalu melangkah menuju bar tempatnya membuat kopi, dia mencuci tangannya terlebih dahulu, barulah dia berkutat dengan mesin-mesin kopi. Dari tempatnya duduk Sasmita tampak terlihat begitu mengagumi Bima. Apa yang dilakukan Bima tampak seksi di matanya. Andai saja Sasmita bisa memeluk Bima dari belakang, pastilah rasanya senyaman itu bisa mendekap Bima. “Lo melamunkan apa sih?” Tanya Bima sembari meletakkan secangkir kopi di atas meja. Kopi Itu tampak terlihat cantik karena membent