34. Free?

1934 Kata

Kabut bening menyelimuti mata Anindira. Ia memalingkan pandangannya dan tertunduk. Butiran-butiran air mata menetes ke atas punggung tangannya yang bertumpuk di atas paha yang terbalut rok pensil hitam. Tubuhnya mendadak merasa kaku. Pandangannya tertutup bayangan masa lalu kelam hingga ia tidak mampu menatap wajah ibu mertuanya. “Raihan memang tidak menceritakan apapun tentang Olivia pada Mama, tapi Mama tahu Olivia bukan anaknya. Sejak pertama kali Mama melihat Olivia saat Olivia masih bayi, Mama yakin ada sesuatu yang salah dalam pernikahan kalian,” lanjut Dewi. Ucapan Dewi menusuk hati Anindira dengan cepat. Perasaan sakit kembali terengkuh diri. Semuanya harus terbongkar dengan cara seperti ini. Terbongkar saat Anindira merasa sendirian. Raihan, Anindira memanggil Raihan dalam ha

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN