“Can we talk for a moment?” Kenan menatap Anindira dengan tatapan memohon. “Please.” “Kau mau bicara apa lagi, Kenan? Sudah tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan. Kepentingan kita hanya sebatas janjimu. Tidak lebih,” pungkas Anindira. Kenan menatap Anindira beberapa saat sebelum ia memutuskan bersikap sedikit savage. Ia meraih pergelangan tangan Anindira dan menariknya menuju dinding di samping pintu. Pria itu memutar tubuh Anindira lalu mendorongnya pelan hingga punggungnya merapat ke dinding, kemudian mengunci gerak wanita itu dengan meletakkan tangan di samping pundaknya. “Kenan, jangan macam-macam. Ini rumah sakit. Di kamar ini ada kamera CCTV,” tutur Anindira sambil berusaha keras melepaskan dirinya dari kungkungan Kenan. “Kamera CCTV ada di sana.” Kenan menunjuk kamera CCTV