Dokter Hilda tampak sabar mengusap lembut punggung Mama Winda yang masih menangis saking bahagia serta terkejutnya. Bagaimana dia tidak bahagia keinginannya untuk memiliki cucu selama ini akan segera terwujud dan langsung dapat kembar, bukan hanya satu, dan yang tambah hati Mama Winda bahagia yang mengandung adalah Fira bukan Bianca. Akan tetapi dia teringat sesuatu, yaitu status pernikahan Fira. Mama Winda mengusap pipinya dan mengangkat wajahnya yang sembab. “Maaf Dok, saya sangat bahagia mendengar kabar ini, sampai menangis seperti ini Tapi saya jadi sedih karena teringat kalau Fira sudah menikah, lantas bagaimana dengan calon cucu saya?” tanya Mama Winda dalam isak tangisnya. Alis mata Dokter Hilda saling bertautan, kemudian dia kembali duduk di hadapan Mama Winda. “Wajar Bu kalau me