Sebuah jawaban dari Fira sudah jelas Brata dengarkan secara langsung. Cintanya bertepuk sebelah tangan, miris bukan! Tapi itulah fakta kenyataannya tanpa ada rekayasa yang ditutupi oleh wanita itu. Sebenarnya jika saat dulu Brata menikahi Fira dan bisa menghargainya sebagai istri walau tidak dicintai oleh Brata, benih cinta itu pasti akan tumbuh di hati Fira, sayang pria itu tidak bersikap baik padanya.
Brata masih menatap dalam memandang mantan istrinya, pikirannya seakan buntu harus berkata apa, sementara hatinya ingin berteriak “terimalah cintaku Nadira, aku akan memperbaiki semuanya, aku akan belajar berubah demimu!” sayangnya ini hanya dihatinya saja bukan diucapkan.
Ah, bolehkah Brata egois kembali? Sepertinya agak sulit ketika Brata melihat tatapan Fira yang penuh dengan luka yang
