Dunia seakan runtuh seketika bagi Bianca usai mendengar pengakuan suaminya, hingga tubuhnya akhirnya jatuh melorot ke atas lantai yang begitu dingin, netranya yang sempat terbelalak kini mulai tergenang air mata. Di sinilah Fira merasa tidak enak dengan pengakuan Brata saat ini, dan bisa merasakan pasti hatinya Bianca sangat hancur lebur sebagai istri, akan tetapi Mama Winda menahannya untuk bersabar, sementara Papa Arvin menyaksikan dengan tenang pengakuan sendiri yang selama enam tahun ini tertutup rapi. “Apa maksud Mas Brata bilang dia istri pertama Mas? Dan mengandung anak Mas Brata?” tanya Bianca dengan suaranya mulai bergetar, degup jantungnya juga sudah berpacu hebat. “Jadi benarkan wanita itu seorang penggoda. Dia menggoda Mas untuk dinikahi, ‘kan?” lanjut Bianca dengan tatapan