Cukup terperangah Arya mendengar pengakuan Brata yang ternyata sudah jatuh cinta pada Fira semenjak wanita itu datang pertama kali ke mansion. Dibalik rasa bencinya yang selalu dia tunjukkan pada Fira, ternyata berbanding terbalik dengan isi hatinya. Tapi kenapa dia menunjukkan kebenciannya bukannya rasa yang ada di hatinya? Arya sangat memperhatikan wajah Brata seolah mencari kebenaran dari sorot netranya. Brata menundukkan kembali pandangannya, sedangkan Arya kembali meneguk capuccino lattenya perlahan-lahan. Tebakannya tidak melesat, apalagi dia bisa membaca bahasa tubuh pak bosnya saat melihat pertemuan kembali dengan Fira di coffe shop salah satu mall. Jika sangat membenci wanita itu, kenapa juga harus mengikuti Fira hingga ke supermarket. “Jatuh cinta pada salah satu maid di mansi