“Jes,” Panggil Arven pelan. “Iya Mas?” Jessica mendongakkan kepalanya dan tersenyum menatap Arven. Pria itu memegang tangan Jessica sejenak. “Berhenti.” Ucap Arven dengan tegas dan menurunkan tangan Jessica yang hendak membuka kaitan celananya itu. Arven mendorong Jessica dan memegang bahu wanita itu dan menatapnya dengan lekat membuat Jessica menunggu. “Kamu wanita yang cantik Jes, bahkan kamu pintar. Itu udah terbukti dari pekerjaan kamu yang sangat bagus. Masa depan kamu pasti akan baik kalau kamu bisa bakat kamu ini dengan baik. Kamu juga cantik dan saya yakin kalau kamu pasti kelak akan mendapat laki-laki yang bisa menerima kamu dan mencintai kamu, tapi bukan saya yang sudah beristri ini. Jangan mau untuk punya hubungan dengan seseorang yang sudah punya istri, seperti saya ataupun