"Aroma tubuhmu terlihat lezat, Johannes," ucap serigala yang berdiri menggunakan dua kaki kepada Tuan Johannes yang tampak mematung di hadapannya. "Kenapa kau tidak masuk saja ke dalam mulutku?" Serigala itu membuka mulutnya lebar-lebar, memajukan badannya perlahan mendekati pria yang terlihat lebih kecil darinya itu. Selangkah demi selangkah, Tuan Johannes bergerak mundur, menjauh dari serigala itu, hingga tiba-tiba, sebuah akar menjalar membuatnya tersungkur ke belakang. Wajah Tuan Johannes masih saja datar mematung, ia tidak bisa bereaksi apapun meski jantungnya berdegup kencang. "Groaaa!" Auman serigala itu membuat nafas Tuan Johannes tercekat. Satu hal yang ada di pikirannya, yaitu ia akan mati. Otaknya tidak bisa mencerna hal-hal aneh yang ada di hadapan matanya. Logikanya berhen