Mereka berbeda. Arsen menatap Rinai yang juga menatapnya di meja bar tempat biasa membuat kopi pesanan pelanggan. Malam itu. Sedang dulu, Arsen pernah memerhatikan Nirwana dan nyatanya mereka tidak sama. Pun, Arsen menyukai Rinai tanpa ada sebab atau kaitannya dengan Nirwana. Dia sadar betul. Perasaannya untuk Rinai murni tanpa tapi, murni untuk sang pemilik nama tengah Hujan, bukan Lintang. Bila dahulu hatinya pernah jatuh di Nirwana sebab--jujur--wanitanya Barat memang secantik itu, tetapi setelah mengenal Rinai, entah kenapa ... mau sejelita apa pun seorang Nirwana, siapa saja, di mata dan hatinya Rinailah yang bertakhta. Juaranya. Jadi, tak perlu dipertanyakan lagi, diragukan lagi, perasaan ini valid no debat milik Rinai seutuhnya. Yang Arsen senyumi, Rinai tersipu-sipu di sana. Ses