“Perjanjian? Hahahaha! Apa lembaran kertas itu masih berlaku?” Sahila memutar tubuhnya menghadap ke arah Rey. Wanita itu merasa senang lantaran Rey sudah kembali dari meeting. “Rey! Akhirnya kamu pulang!” Serunya seraya berjalan menuju ke arah Rey Antoni. Wajah dingin serta sorot mata tajam dari sosok Rey tidak membuat Sahila memiliki keinginan untuk menjauh darinya. “Kamu masih saja manis, sama seperti saat terakhir kita bertemu!” Ucapnya seraya mendekat, Sahila sengaja berdiri hanya dengan jarak beberapa sentimeter dari Rey. Jemari lentik wanita itu mulai terulur hendak menyentuh bahu Rey. Wajah cerah Sahila membuat Raina memalingkan wajahnya ke arah lain. “Sialan! Aku merasa mereka sedang pamer padaku! Albert bilang wanita ini dokter? Jadi dia adalah dokter yang merawat Rey sebelum ak

