Nevan tidak melirik arloji yang melingkar di tangannya. Ia mengabaikan itu. Dari suasana jalanan di luar masih ramai juga pekatnya malam, dia bisa mengira-ngira jam berapa sekarang ini. Mungkin jika ia melihat waktu sekarang sudah pasti dia akan mengurungkan niatnya. "Aku harus kembalikan dompet ini secepatnya. Mungkin dia membutuhkannya sekarang, siapa yang tahu?" tekad Nevan bulat, setelah melihat apa saja isi dompet Casia. Dan semuanya berisi kartu penting. Mudah saja bagi Nevan menemukan alamat yang tercantum pada KTP Nadine. Dia adalah anak jalanan yang selama ini berkeliaran di jalanan karena tugas dari kampus dan juga tugas sebagai wakil BEM. Dia tiba di sebuah mansion mewah, dengan alamat sama persis dengan yang terlampir pada KTP. Sayangnya, pintu rumah itu tertutup saat ini. B