Bibah mencoba terlihat biasa saja. Padahal hatinya tidak baik-baik saja saat menginjakkan kakinya di Rumah Sakit, tempat di mana dulu ia bekerja. Semua itu karena begitu banyak kenangan di Rumah Sakit tersebut dengan seseorang yang pernah menetap di hatinya, meski singkat, namun tersirat. Bibah turun memarkirkan mobilnya, ia diam sejenak, melihat sekeliling rumah sakit. Gladis yang berada di sebelahnya, dia tahu kalau Bibah masih enggan untuk turun dari mobilnya, dan mengantarnya masuk ke dalam. “Bibah, aku pulang sendiri saja deh. Aku tahu kok perasaan kamu. Sorry jadi buat kamu kek gini, ingat semuanya,” ucap Gladis. “Sudah terlanjur ayo turun,” ucap Bibah dengan menyimpulkan senyumannya. “Gak, aku tahu bagaimana rasanya. Sudah kamu pulang saja, aku nanti pulang sendiri pakai taksi.