Malam harinya Safir menuruti Aruna yang tengah ngidam makan buah naga dan juga bakso merah kuah pedas.
Meski ada rasa malas dalam dirinya Safir mencoba menikmati ini dan mengingat pesan dokter Bian ya g mengatakan kalau menuruti kemauan istri hamil adalah suatu kenikmatan.
Dokter Bian —psikolog yang Safir pilih untuk membantu menyembuhkan traumanya.
Sambil menunggu pesanannya Safir menelfon dokter Bian dan melaporkan perubahannya hari ini.
Setelah berbasa-basi sebentar Safir langsung mengatakan bahwa mulai hari ini dia akan mulai membuka hatinya untuk menerima Aruna dan calon bayi lucu yang masih bersemayam di dalam rahim istrinya.
"Bagaimana perasaan kamu sekarang?" Tanya dokter Bian.
"Sedikit lebih baik dok, apalagi waktu lihat istri saya bisa tersenyum disaat kondisinya yang
