Saat ini Safir dan Aruna sudah berada di perjalanan pulang ke rumah orang tuannya. Sikap Aruna masih sangat dingin pada Safir gara-gara masalah semalam. Meski Safir sudah berusaha bersikap lebih baik lagi tapi Aruna tetap saja masih kesal dan tak mau berbicara banyak. Bahkan saat di dalam mobil Aruna sama sekali tak memandang Safir, dan lebih memilih memandang ke arah luar jendela. Kebiasaannya kalau sedang ngambek ya seperti ini, tak mau peduli dengan apapun dan mulutnya terkuci rapat sampai musuhnya benar-benar menyesal dan meminta maaf. Sedangkan dari kemarin Safir belum terdengar minta maaf. Padahal posisinya dia juga bersalah. "Kamu mau makan dimana dulu?" Tanya Safir sedikit basa-basi karena mulai tadi suasana di dalam mobil benar-benar hening dan terasa sangat tak enak. "Ko