Keesokan harinya, tepat pukul 9 pagi Raikhal bergegas menuju Royal Citi Group. Pria itu pergi dengan mengendarai mobil miliknya yang tidak bagus dan jika dipandang oleh keluarga besar Meisya tampak buruk karena sudah ketinggalan zaman.
Setelah Raikhal mulai memarkirkan mobil yang dulu dia beli dengan penuh perjuangan di parkiran gedung Royal Citi Group yang teramat luas, sebuah mobil Bentley hitam mulai berhenti di seberang posisinya berada. Raikhal pun secara tidak sengaja melihat seorang pria dan wanita muda keluar dari mobil.
Pria itu mengenakan setelan high-end dan terlihat sangat bergaya. Selain itu, wanita yang berada di sampingnya pun terlihat berpakaian formal. Namun, pakaian yang dikenakannya tampak begitu ketat.
Ternyata mereka adalah sepupu perempuan Meisya yang tak lain adalah Maydea, dan pria yang akan segera menikah dengannya, Victor, putra tertua dari keluarga Pangestu.
Raikhal tidak tahu apa yang dilakukan Maydea dan Victor ketika mereka datang ke Royal Citi Group, tetapi untuk menghindari masalah, dia berencana untuk menjauh.
Tanpa diduga, hal-hal yang tak diinginkannya pun akhirnya terjadi.
Maydea yang bermata tajam ternyata melihatnya dan langsung berteriak keras. "Hai, kakak ipar!"
Panggilan saudara iparnya memang terdengar cukup baik, tetapi ketika Raikhal mendengarnya, isi kepalanya seketika membeku.
Karena rasa sopan santun, dia pun berhenti dan tidak jadi menghindar, ketika keduanya mendekat, dia tersenyum dan mulai bertanya. "Hai, Maydea. Mengapa kamu ada di sini?"
Maydea tersenyum sinis dan melayangkan tatapan yang begitu rendah saat melihat penampilan Raikhal dari atas sampai bawah. "Aku datang dengan Victor untuk mengunjungi Tiara Larasati, wakil ketua Royal Citi Group!"
Setelah selesai berbicara, Maydea memandang tunangannya dengan penuh kekaguman. "Keluarga Pangestu memiliki banyak kontrak kerjasama dengan Royal Citi Group. Di masa depan, itu tidak hanya akan membantu keluarga Pangestu, tetapi juga keluarga Atmawijaya."
Raikhal tidak tahu bahwa keluarga Pangestu telah bekerja sama dengan Royal Citi Group. Bagaimanapun, Royal Citi Group baru saja menjadi perusahaannya, dan dia tidak punya waktu untuk mengerti semua dengan begitu cepat.
Tapi dia tidak menunjukkannya, Raikhal hanya menjawab sambil tersenyum, "Tuan Victor Pangestu memang memiliki obsesi yang luar biasa dan kekuatan yang cukup hebat, kalian benar-benar berbakat ya!"
Victor memandang Raikhal dengan jijik, merasakan ledakan amarah di hatinya.
Raikhal yang miskin dan seperti sampah itu telah dipermalukan dan dihina serendah-rendahnya oleh Merry dan yang lainnya semalam, dan hari ini Raikhal masih dapat tersenyum seperti tidak terjadi apa-apa.
"Mengapa seorang putri yang memiliki kecantikan menakjubkan seperti Meisya menikah dengan orang yang tidak berguna seperti Raikhal, bahkan masih sanggup bertahan selama tiga tahun ini? Andai saja tidak ada manusia sampah seperti dia di samping Meisya aku pasti akan mengejarnya dengan sungguh-sungguh sampai berhasil mendapatkannya. Aku jadi terpaksa bertunangan dengan Maydea, yang kelas dua dalam semua aspek!" batin Victor yang menggerutu kesal dalam hati.
Memikirkan hal itu Victor merasa kesal dan dia mulai bertanya pada Raikhal. "Apa yang dilakukan saudara iparku di sini, di Royal Citi Group?"
"Aku di sini untuk mencari pekerjaan," jawab Raikhal dengan santai dan masih sempat tersenyum ramah.
"Mencari pekerjaan?" Victor mencibir dan kembali berkata. "Apa yang bisa kamu lakukan, kamu berusaha datang ke Royal Citi Group untuk mencari pekerjaan?"
Raikhal mengerutkan kening mendengar pertanyaan Victor. "Apa hubungannya aku datang mencari pekerjaan dengan kamu, Tuan Pangestu?"
Maydea segera menghentikan Raikhal. Tadinya dia ingin mencibir saudara iparnya, tetapi Victor malah memulai lebih dulu. "Hei, apakah yang dikatakan Victor itu salah?"
"Kamu butuh gelar untuk bisa bekerja di sini, apakah kamu punya ijazah, kamu 'kan hanya gelandangan yang tidak berpendidikan."
"Jika kamu menginginkan pekerjaan di sini, apakah kamu memiliki prestasi, dasar manusia sampah yang tidak berguna!"
"Sebagai manusia tidak berguna sepertimu, paling-paling kamu akan diminta bekerja sebagai petugas keamanan di Royal Citi Group. Jika kamu sadar diri, kamu mungkin akan pergi ke jalan untuk mengambil sampah, dan kamu bisa mendapatkan satu atau setidaknya dua juta dalam sebulan!"
Setelah dia selesai berbicara, Victor melemparkan botol minuman di tangannya ke arah Raikhal sambil menyeringai tipis. "Jangan bilang aku begitu tega padamu, ambil saja botol kosong itu dan jual untuk jadi uang!"
"Meskipun kamu miskin dan bodoh, tetapi karena kamu adalah seorang kerabat, aku harus membantumu sampai batas tertentu. Kebetulan aku menjalin persahabatan baik dengan wakil ketua Royal Citi Group. Mengapa tidak aku mengucapkan beberapa kata kepadanya dan membiarkan dia memberikan pekerjaan untuk kamu. Misalnya pekerjaan membersihkan toilet?"
Raikhal tersenyum dingin. "Pekerjaan apa yang aku cari, aku rasa kamu tidak perlu mengkhawatirkan tentang itu, justru kamu harus lebih khawatir tentang dirimu sendiri. Royal Citi Group adalah perusahaan besar, aku yakin mereka tidak akan bekerja sama orang dengan sepertimu. Jangan terlalu banyak bermimpi, Tuan Pangestu. Kamu sekarang terlihat seperti sampah berkualitas, tapi sayang sikapmu begitu rendah."
Victor langsung tersulut emosi mendengar ucapan Raikhal. "Siapa yang kamu sebut sampah!"
Raikhal pun langsung menjawab dengan lantang. "Kamu yang sampah!"
Setelah berbicara, Raikhal merasa malas untuk meladeni Victor terlalu lama, dan dia pun kembali melanjutkan langkah kaki untuk memasuki gedung Royal Citi Group.
“Berhenti kamu! Berhenti kubilang! Aku belum selesai bicara denganmu!” Victor dengan cepat mengikuti, menyusul Raikhal sampai di depan pintu lift.
Victor ingin memberi Raikhal pelajaran, dan setidaknya memberinya dua tamparan untuk memberi tahu pria itu apa yang akan terjadi jika dia menyinggung perasaannya.
Tetapi ketika dia melihat bahwa mereka sudah berada di dalam gedung Royal Citi Group, Victor khawatir akan membuat dirinya sendiri malu di hadapan semua orang yang berada di dalam perusahaan yang mengetahui siapa dirinya dan seluruh keturunan Pangestu, jadi Victor terpaksa mengubur dalam-dalam rencananya untuk memberi Raikhal pelajaran sementara waktu.
Victor menggertakkan gigi dengan kesal. "Aku akan membiarkanmu pergi hari ini, tapi kamu tidak akan memiliki keberuntungan seperti ini lagi untuk lain kali!"
Raikhal mendengus dingin, dia melangkah masuk ke dalam lift, dan berkata pada tunangan Maydea. "Victor Pangestu, apakah kamu pikir kamu sangat hebat? Percayalah, secepatnya kamu akan mengetahui harga tinggi yang harus kamu bayar atas kesombonganmu selama ini!"
"Persetan denganmu!" jawab Victor yang telah hilang kesabaran dan hendak menyusul Raikhal masuk ke dalam lift.
Namun, Maydea segera menahan lengan tunangannya agar tidak terjadi perdebatan yang hanya akan membuat malu mereka berdua. "Victor, jangan naik lift yang sama dengan sampah semacam dia, agar kamu tidak mati lemas karena bau tubuhnya!" ucapnya dengan nada menghina.
Victor tersadar dan segera mengangguk, dia menyadari bahwa tidak bisa menghadapi Raikhal di sini demi menjaga image dirinya dan sang tunangan yang merupakan dari keluarga terpandang. "Aku akan melepaskanmu, tapi aku tidak ingin kamu terlihat baik-baik saja lain kali!" ucapnya dengan suara yang terdengar dingin, begitupun dengan raut wajahnya yang diliputi amarah.
Raikhal tak peduli, dia segera menutup pintu lift yang akan mengantarkannya ke lantai atas, letak ruangan wakil ketua berada.
Di pihak Royal Citi Group, Zaky sudah mengatur segala sesuatunya dan orang yang bertanggung jawab untuk berhubungan dengannya adalah seorang wanita bernama Tiara Larasati.
Tiara Larasati sangat terkenal di kota Jakarta. Dia adalah wanita karir paling terkenal di ibu kota ini. Dia tidak hanya cantik, tetapi juga memiliki kemampuan kerja yang kuat. Dia telah dipromosikan menjadi wakil ketua Royal Citi Group di usia yang terbilang masih muda.
Sekarang Royal Citi Group telah diakuisisi oleh keluarga Raikhal sepenuhnya, ketua asli telah turun tahta, dan Tiara tetap tinggal untuk membantu ketua baru.
Begitu dia melihat Raikhal, wanita bernama Tiara itu terkejut, dia tidak menyangka tuan muda dari keluarga Salim yang dibicarakan Zaky ternyata masih begitu muda dan sangat tampan.
Setelah sempat terdiam selama beberapa saat karena begitu terpesona, wanita itu pun kembali tersadar dan menatap Raikhal dengan senyum ramahnya. "Selamat datang, Tuan. Mari saya antar ke ruangan Anda."