Maura tak punya pilihan untuk menolak. Ajakan Abimanyu terdengar seperti titah yang tak dapat dibantah. Kata-kata yang baru saja terlontar dari bibir pria itu mulai menyusun puzzle dalam benak Maura. Perlahan, Maura menyadari bahwa Abimanyu tampaknya memiliki kendali lebih besar atas segala keputusan yang selama ini dilakukan atasannya.
Dia menarik napas dalam, berusaha mengusir keraguan yang tiba-tiba menghampirinya. Akan tetapi, perasaan itu tak kunjung pergi. Ada sesuatu yang ganjil, sesuatu yang membuat Maura yakin bahwa Abimanyu memang berperan dalam perjalanan hidupnya akhir-akhir ini.
Termasuk proses perceraian yang tiba-tiba diputuskan dengan cepat setelah sebelumnya seperti sengaja diulur-ulur.
Ya, Maura tahu bahwa terlalu percaya diri bukanlah sesuatu yang baik, tapi naluri
