Pertanyaan yang Abimanyu lontarkan persis gelombang besar yang menghantam hati Maura tanpa terduga. Dadanya kembali sesak bak dihimpit bongkahan batu besar. Entah itu karena asam lambung sungguhan atau semata gugup menghadapi Abimanyu, dia sendiri tak bisa memastikan. Yang jelas, kehadiran pria itu selalu membuat dunianya jungkir balik. Situasi di antara mereka kian mencekam. Wajah Maura yang tadinya memang pucat, kini semakin pucat pasi, seperti darahnya telah berhenti mengalir. Namun, sebisa mungkin Maura mencoba sekuat tenaga menyembunyikan kegelisahan dengan tawa yang amat sangat dipaksakan. "Ada-ada saja, orang asam lambung dibilang hamil. Lucu." Sembari menepis tangan Abimanyu, Maura berucap dengan suara yang bergetar halus, tapi dia memaksa bibirnya untuk tersenyum. Berharap den