Tak mempedulikan luka di kakinya, Nadira yang telah hafal letak ruang kerja Kai pun bergegas masuk ke dalam lift. Dadanya bergemuruh saat jarak menuju ruangan itu semakin dekat. Lalu, tanpa aba-aba Nadira bergegas membuka handel pintu ruang kerja Kai. Menampilkan suaminya yang sedang duduk santai sambil berbincang dengan seorang wanita yang sangat Nadira benci kehadirannya. "Untuk apa kau datang menemui suamiku!" sebuah ucapan yang lebih mirip peringatan ketimbang pertanyaan itu lolos bersamaan dengan nada tinggi. Kai terkejut dengan kehadiran istrinya yang mendadak di tengah perbincangannya dengan Alice belum usai. "Dira," lirih Kai, tak bergeming dari tempat duduknya. "Baiklah Tuan. Karena sudah tidak ada lagi yang mau dibahas, sebaiknya saya pulang." Alice meraih tas selempangnya,