Butir bening masih terus mengalir di pipi Nadira sampai Kai mendapatkan apa yang diinginkannya. Nadira merasa seperti tak bernyawa, badannya remuk akibat perbuatan suaminya. Jiwanya melayang entah ke mana. Tak lagi sanggup menahan beban yang menghimpit, Nadira akhirnya terlelap. Kai menarik selimut untuk menutupi tubuh polos istrinya. Ditatapnya wajah yang masih basah itu, kedua matanya bengkak. Kai mengulurkan tangannya untuk sekedar mengusap wajah Nadira. Namun, urung dia lakukan. Kai sungguh tak mengerti dengan apa yang dia inginkan. Sejujurnya, ada banyak hal yang ingin Kai katakan padanya, tapi keberaniannya menguap begitu saja. Meninggalkan amarah yang berkobar ketika manik matanya berserobokan dengan netra kecoklatan bak kacang almond itu. Ada luka yang tak dapat dijabarkan, tapi