Vano terlihat resah. Pria itu terus berdiri di sudut ruangan, melihat rekan sesamanya yang sedang sibuk memberikan pertolongan pada Nadira. Kebetulan dia sedang berada di UGD saat melihat istri sepupunya itu datang tergesa dengan air mata yang berderai. Khawatir terjadi sesuatu yang serius, pria itu pun segera membawanya masuk agar cepat mendapatkan penanganan. "Sakitnya akan berkurang nanti setelah Dokter Leo mengobatimu," ucap Vano, tak tega melihat Nadira terus menangis. Nadira hanya mengangguk. Sementara Dokter Leo masih sibuk melilitkan ankle support pada pergelangan kaki kirinya. "Kekasihmu?" Leo melirik Vano sambil menaikan sebelah alisnya. "Sembarangan bicara! Bisa ditebas kepalaku sama suaminya, dia itu istrinya Kai," balas Vano. "Kai ...." Leo terlihat berpikir, mengingat-