118. Anugerah Terindah

2081 Kata

Anjas bergegas membukakan pintu untuk Kai begitu mobil yang ia kendarai tiba di depan IGD. Di sana sudah berjajar petugas berseragam putih yang bersiap menunggu kedatangan keluarga dari pemilik rumah sakit tersebut. Sewaktu dalam perjalanan, Rima sempat menghubungi pihak rumah sakit untuk menyiapkan semuanya. "Tolong baringkan pasien di brankar, Tuan," ujar salah seorang dokter. "Aku masih bisa menggendongnya. Cepat katakan ke mana aku harus membawanya?" "Mari ikut saya, Tuan." Melihat Kai panik membuat Rima pun ikut merasakan hal yang sama. Bibir wanita itu terus bergerak, merapal doa untuk kebaikan menantu kesayangannya. Mutia pun sama cemasnya, sedari tadi wanita itu terus meremas jemari tangannya. Berbeda dengan para pria, kecuali Kai. Anjas dan Arif terlihat lebih tenang meskipu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN