111. Setiap detik sangat berharga

2499 Kata

Detik berikutnya, Kai merasakan benda kenyal nan basah mendarat di bibirnya. Matanya mendelik saat merasakan betapa ganas Nadira menciumnya, lengkap beserta atraksi di dalam rongga mulutnya. 'Kena kau!' Kai menjerit girang. Tak mau kalah, akan ia nikmati bibir ranum itu hingga tak tersisa. Lihat saja nanti, siapa yang akan jadi pemenangnya. 'Aku juga harus memberikan hadiah untuk Gibran. Ini semua tidak akan terjadi seandainya saja dia tidak menasehatiku panjang lebar, tadi. Dia sudah seperti Mami kedua bagiku, cerewetnya, perhatiannya, betapa dia sangat dewasa dalam menyikapi masalah. Persis seperti Mami. Berbekal ilmu darinya, aku jadi tahu cara menghadapi Aldo. Mengatasi masalah, tanpa masalah. Sudah seperti slogan lembaga keuangan saja,' lagi, Kai bersorak dalam hati. "Bagaimana? Ap

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN