"Dira, aku mohon jangan lakukan ini padaku. Kau boleh marah padaku, kau boleh menghukumku, tapi aku mohon. Jangan tinggalkan aku. Dira!" Jerit Kai. Tubuh pria itu luruh di lantai. Genangan kristal bening di kedua pelupuk matanya terus berjatuhan. Lagi-lagi ia menemukan surat gugatan cerai yang diatasnya telah dibubuhi tanda tangan Nadira, juga sepucuk surat. Bukan hanya itu saja, Nadira juga meninggalkan dua lembar kartu berharga yang pernah dia berikan padanya saat awal mereka menikah dulu. Ada hal yang makin membuat Kai tersiksa. Faktanya, gadis yang dia tuduh sedemikian rupa itu nyatanya tak pernah menggunakan satu sen pun uang atau kartu pemberiannya. Kai merasa tertohok mendapati kenyataan itu, terlebih saat dia melihat sisa-sisa pecahan celengan babi dari tanah liat yang teronggok