Dalam kebisuan malam yang mencekam, lolongan serigala terdengar begitu menyeramkan. Perlahan Nadira membuka mata. Gelap, pengap, itu yang dia rasakan. 'Di mana ini? Kenapa gelap sekali, di mana aku,' Nadira menjerit dalam hati. Jangankan untuk bertanya, membuka mulutnya saja dia tak bisa karena ada sebuah kain yang menyumpalnya. "Ehm ... ehm ..." Nadira meronta, tangan dan kakinya terikat, mulutnya disumpal kain. Wajahnya telah basah dengan air mata, keadaannya sungguh kacau. "Ehm ... ehm ..." lagi, Nadira menggeram. Tak berselang lama, Nadira mendengar seseorang membuka pintu. Tiga orang bertubuh kekar muncul di hadapannya. Dengan kasar kain itu direnggut dari mulut Nadira. "Rupanya kau telah sadar," ucap pria berkepala botak itu. "Saya haus, boleh minta air?" Si pria botak itu me