"Bertahanlah demi aku. Aku mohon," pintanya memelas. Usai mengatakan itu, Kai menjerit karena bersamaan dengan tangan istrinya yang terkulai jatuh dari pundaknya. Nadira memejamkan mata, wajahnya pias seakan tak teraliri darah sama sekali. "Dira! Bangun Dira! Bangun Sayang, aku mohon. Bangun!" Pria itu terus meraung, sesekali memaki Gibran yang dinilainya lamban mengemudikan mobilnya. Satu jam berlalu, Kai resah menunggu sepupunya yang belum juga keluar dari ruangan bernuansa putih itu. "Kai!" "Mami." hampir saja Rima tersungkur saat Kai menubruk tubuhnya. "Mami, bagaimana ini? Dira dan anakku baik-baik saja kan?" tangisnya kembali meledak saat mendapati kehadiran sosok yang sangat penting dalam hidupnya itu. "Tenang Kai, kita duduk dulu. Tenangkan dirimu!" Rima mengusap kepala p