"Astaga!" Bi Tinah berteriak, tubuh tuanya terlonjak kaget. Kai berdiri dengan tatapan menuntut jawaban karena Nadira terus mengunci rapat mulutnya. 'Jangan sampai Kai mendengarkan apa yang baru saja aku dan Bi Tinah bicarakan.' "Sarapanmu sudah aku siapkan di meja makan," Nadira menyahut. "Aku tanya kalian sedang apa? Kenapa mengalihkan pembicaraan?" cecar Kai. "Itu ... Bi Tinah sedang menanyakan apa yang harus dia masak untuk makan siang nanti," Nadira berbohong. Berdoa saja semoga Kai tidak mendengarkan pembicaraannya. "Toh kita tidak ada di rumah. Bibi hanya perlu memasak untuk makan orang rumah saja." "Tapi Nyonya kan kebagian jaga malam Tuan," Bi Tinah menjelaskan tanpa diminta. "Hm. Hanya membahas makanan saja wajahmu sudah pucat begitu, persis seperti pelaku kejahatan yang