Hari terus berganti. Empat purnama telah berlalu dengan cepat. Begitu banyak hal yang terjadi selama Nadira dan Kai kembali hidup bersama. Malam itu Kai baru pulang dari kantornya dengan setumpuk lelah. Tujuannya hanya satu, mencari penawar untuk dapat melepaskan segala rasa yang ada. Biasanya istri tercinta akan menyambut kedatangannya di depan pintu, kemudian bergelayut manja begitu pekerjaannya menyiapkan semua keperluan suaminya telah ia siapkan. Berbeda dengan malam ini, jangankan sebuah senyuman, seraut wajah itu pun tak kunjung Kai lihat. "Mah, di mana Dira?" Tanyanya pada ibu mertua yang kebetulan berpapasan dengannya di ruang keluarga. "Ada di kamar, Nak. Seharian ini dia hanya turun kalau ada keperluan saja," balas Mutia. "Apa dia sakit?" "Tidak, Mamah sudah mengecek kondi