"Hay em." Arman menghampiri Emeral yang duduk di bawah pohon bringin. Gadis itu menoleh namun tidak ada sedikit pun senyuman di wajahnya. Dia sedang berduka, dan Arman tentu saja paham akan itu. Hanya saja, ia tidak ingin melihat Emeral terlalu mendalami perasaan itu sampai seperti itu. "Aku boleh duduk di sana?" tanya nya. Emeral tidak menjawab, dia hanya mengangguk pelan. Tidak ada tanaga yang bisa ia berikan untuk sekadar tertawa sepertinya. "Kamu mau ini? Arman memberikan minuman cola pada emeral. "Kamu jangan terlalu stres. Itu enggak baik untuk kesehatan kamu, em." ujarnya. "Aku baik baik saja." emeral meraih cola dan membukanya, lalu menyesapnya. Arman tersenyum melihat emeral yang merespon nya. Minimal ia melihat kalau gadis itu ternyata hidup, bukan seorang mayat yang se