Adena POV. "Adena! Boleh kita bicara?" Hari masih pagi, Daren menemui di koridor yang sepi. Mood ku sedang tidak baik baik saja. Kemarin waktu di flower miracle Pak Regan memarahi, ponselnya rusak karena gempa itu. Juga karena tidak ditemukan raganya sama sekali. Aku tidak tahu di mana keberadaannya. Lalu Mamah marah marah karena nilaiku anjlok. Aku tahu selama ini, aku bukanlah anak pintar di sekolah. Tapi karena masalah ku dengan Daren. Membuat fokusku teralih dan aku semakin abai pada tugasku seorang anak juga seorang siswi. Ini salahku, juga Daren! "Ada apa?" Tanyaku lelah. Kakiku masih belum pulih benar. Dan sejujurnya kalau aku anak dari keluarga orang yang berada. Aku ingin libur kerja juga sekolah untuk beberapa minggu. Bukan hanya karena kakiku saja. Tapi karena beberapa pen