"Sri ... pulang ke Baturraden, yuk!" ajak Yudha. Ia merasa, sudah saatnya untuk memperbaiki hubungan antara istri dan ibu mertuanya. Semenjak kembali ke Jakarta, Asri memang belum sekali pun menghubungi keluarganya. Kecuali Yudha yang memberi kabar bahwa Asri telah kembali bersamanya. "Aku belum siap, Mas," tolak wanita itu. "Kalau menunggu siap, kapan siapnya? Lagi pula, nggak lama lagi, kamu akan lahiran. Kata orang, salah satu cara biar lancar itu, minta izin sama orang tua. Ridhonya orang tua itu, ridhonya Allah." Ekspresi Asri berubah. Ia kembali teringat akan perlakuan kakak dan ibunya. Hal itulah yang membuatnya enggan untuk pulang. "Kenapa? Kamu belum memaafkan mereka?" tanya Yudha. "Kalau memaafkan, sudah, Mas. Tapi rasanya sulit untuk lupa. Saat itu aku benar-benar mer