20

875 Kata
"Good morning! Nadya yang cantik jelita datang menemui Kakek dan Nenㅡ LO!?" Pekik seorang gadis membuat dua orang pria yang sedang berbincang menoleh kearahnya. Sipto -Kakek Nadya- tersenyum melihat cucunya yang datang. "Nadya. Duduk sini. Nenek tadi buat makanan kesukaan kamu." Nadya mendekat. Matanya menatap tajam cowok yang duduk bersama Kakeknya. "Kenapa lo dateng kesini?" Dirga tersenyum sinis. "Salah ya gue dateng ke rumah Kakek gue." "Rumah Kakek lo? Heol, lo gak lagi mabukkan?" Kata Nadya sambil berkacak pinggang. Menatap pemuda dihadapannya itu dengan sinis. Melihat tingkah laku sang cucu, Sipto bangun. Berniat melerai dua orang anak muda ini yang saling bertatapan sinis, "Nadya." Nadya yang mendengar suara Sipto yang terdengar horror di telinganya menoleh lalu menyengir. Gadis itu menarik kursi disamping Sipto dan memakan ayam kecap yang sudah berada diatas dimeja. "Nenek mana, Kek?" "Ngapain nanya-nanya Nenek?" Nadya menoleh dan mendapatkan Mira -Neneknya- yang sedang berjalan mendekat. Nadya menyimpan ayam kecap yangsudah dimakan setengah itu lalu memeluk Nenek tercintanya. "Nenek apa kabar?" Mira mendorong pelan kening Nadya membuat gadis itu mengaduh, "Setiap minggu kamu dateng kesini, buat apa nanya kabar-kabar segala." Kata Mira heran. Nadya cemberut. Apa salahnya menanyakan kabar- toh tak ada yang salah dengan pertanyaan tersebut. "Nek. Mama bilang akhir pekan makan malam dirumah." Kata Nadya sambil duduk kembali ditempatnya dan kembali menyantap apa yang dianggurinnya dipiring. "Nanti Nenek dan Kakek datang. Sekalian ajak nak Dirga supaya kenalin ke Mama Papa kamu." Nadya melotot kearah Mira yang mengatakan hal tersebut. Mengajak cowok m***m ini kerumahnya? Cobaan macam apaan ini. Sepertinya pikiran Kakek dan Neneknya telah diapa-apain lagi. "Nenek kalo mau ngajak cowok ke rumah itu bawa gih oppa-oppa Koreaㅡ kan Nadya jadi senang." Dirga yang mendengar itu memutar bola matanya, malas. "Cari yang pasti-pasti aja. Kayak gue." Mira dan Sipto tersenyum lalu mengangguk, membenarkan perkataan Dirga. Melihat itu Nadya berdecak sebal. "Siapa yang mau coba dengan cowok angkuh kayak lo." "Makanya mata itu dipakai kalo ada diluar. Emang lo ga liat apa setiap sampai ke sekolah ada aja cewek yang nembak gue?" Ck, sifat narsisnya mulai keluar. Dirga sendiri tak tau apa yang terjadi dengan dirinya. Sifat narsis seperti ini bukan gayanya. Tapi entah kenapa jika melihat gadis didepannya ini, ingin rasanya ia terus menggoda agar gadis itu marah. "Kagak tuh. Kalo misalnya ada, kayaknya tu cewek lagi katarak." Baru Dirga ingin membalas perkataan Nadya, Mira menghentikannya. "Nadya. Gak boleh gitu. Nanti Dirga datang ya ke rumahnya Nadya. Tau kan?" Dirga tersenyum mengejek ke arah Nadya lalu menatap Mira dengan senyuman manis. "Iya Nek." Nadya menatap pemuda itu jengkel. Seandainya ia tak ikut dalam acara makan malam waktu itu, mungkin keadaannya tak seperti ini. ㅡFlashback "Kek. Siapa sih yang mau dateng? Lama banget." Tanya Nadya yang sedari tadi bosan menunggu. Hari ini, Sipto mengajak Nadya untuk makan malam bersama. Dan tak lupa, Ia menyuruh Nadya menggunakan pakaian formal karena akan menemui sahabat lamanya. "Bentar lagi. Nah itu dia." Nadya menatap pria yang mungkin berusia sama seperti Kakeknya berjalan mendekat. "Hai To- sudah lama nunggunya?" Tanya pria tua itu sambil mengeluarkan senyuman menawannya. Nadya terperangah melihat senyuman itu. 'Udah tua aja masih ganteng. Apa lagi masih muda, pasti ganteng banget.' Batin Nadya. "Baru saja. Kau bilang mau ngajak cucumu. Dimana dia?" Tanya Sipto sambil melihat sekeliling. "Sabar. Dia masih parkir mobil tadi." Beberapa menit mereka saling bertukar kabar, suara bas seseorang mengintrupsi pembicaraan dua teman lama itu, dan Nadya yang simuk melamun. "Kek." Semua yang berada dimeja itu menoleh ketika mendengar suara seseorang. "Nah ini cucuku." Nadya melebarkan matanya melihat siapa yang berada di depannya. "Cowok m***m!" "Cewek receh." Sipto dan Junaidi menatap mereka heran. "Jadi, kalian sudah kenal?" Tanya Junaidi. "Dia adik kelas Dirga Kek." "Baiklah. Dirga, silahkan duduk." Pemuda itu duduk. Tetapi mata Nadya dan Dirga saling menatap tajam satu sama lain. "Ini sebenarnya ada apa ya? Kok kita disini sih? Jangan bilang..." Nadya refleks menutup mulutnya menggunakan tangannya. Otak liarnya mulai menjalar ke segala kesimpulan. Jangan bilang kakek-kakek ini mau menjodohkan dirinya dengan cowok didepannya ini. Atau mungkin langsung menikahkan dirinya bersama cowok m***m didepannya. Seperti banyak novel yang ia baca selama ini. Perjanjian sang kakek-kakek gaul ini akan menjodohkan cucu mereka kelak. Atau mungkin... TIDAKKK!! Pasti dirinya sudah gila saat ini. Kesalahan terbesar kenapa ia menerima tawaran sang kakek. "Bilang apa Nadya?" Tanya Sipto. Nadya menggaruk tengkuk-nya yang tak gatal. "Enggak Kek." "Oh iya. To, ini cucu aku Dirga. Dirga, ini sahabat Kakek dulu, Sipto." Dirga tersenyum ramah kearah Sipto. "Di. Ini cucu aku Nadya. Nadya, ini sahabat Kakek Junaidi." Sama seperti Dirga tadi, Nadya tersenyum manis kearah Junaidi. "Ngomong-ngomong cucu kau cantik juga ya To." "Iya dong. Cucumu juga tampan sekali Di. Mungkin mereka cocok kaloㅡ" Perkataan Sipto terpotong karena tawaan Junaidi. "Lucu sekali kau To. Otakmu masih sama seperti dulu. Kau mau jodohkan mereka? Kalau aku sih terserah mereka. Bagaimana dengan kalian?" "TIDAK!" Seru Dirga dan Nadya bersamaan. Mendengar itu, lagi dan lagi Junaidi tertawa, "Kau liat kan To. Anak jaman sekarang tak sekolot kita dulu. Jaman sekarang bukan jamannya Siti Nurbaya." Sipto hanya mendengus mendengarkan perkataan sahabatnya. "Ya sudah. Sekarang kita pesan dulu makanannya. Pasti cucu-cucu kita lapar." Nadya dan Dirga menghela napas lega karena tak dijodohkan. Pikiran negatif Nadya pun langsung menghilang entah kemana ketika melihat makanan. ㅡFlashback end
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN