Sakha berjalan perlahan mendekat, langkahnya tenang tapi menggetarkan da-da Siva. Ia menatap wanita itu dari ujung kepala hingga kaki, lalu berhenti tepat di hadapannya.
“Mudah sekali bagiku mencari tahu informasi tentang kamu,” ucap Sakha pelan, namun tajam. Nada suaranya membuat udara di ruangan itu terasa menipis. “Kalau kamu mau, aku bisa bagikan semua informasi itu padamu.”
Siva menegang. Tangannya yang tadi menggenggam tas kecil kini bergetar hebat. “A-apa maksud kamu?” tanyanya, nyaris berbisik.
Sakha menyilangkan tangan di da-da. “Kamu pikir aku nggak tahu siapa kamu sebenarnya? Aku menyuruh asistenku untuk menggali semuanya. Dan hasilnya… menarik.” Ia menatap dalam ke arah Siva, senyumnya samar tapi menusuk.
“Kamu tinggal di sebuah daerah kumuh di pinggiran kota. Kamu punya hu
