Edward tidak mau membuang waktu dengan berbasa-basi. Tujuannya sudah jelas: menjemput wanita itu, mengantarnya, lalu segera pulang tanpa repot. "Aku akan mengantarmu sekarang," ucap Edward dingin, menolak uluran tangan Renata tanpa sepatah kata balasan. Tanpa ragu, dia menarik koper yang dibawa Renata dan melangkah maju, membiarkan wanita itu terdiam membeku. Renata terpaku, hatinya bergemuruh. "Kenapa sikap Edward begitu dingin? Apa aku benar-benar nggak menarik di matanya? Nggak, itu nggak mungkin. Bahkan semua pria berlomba-lomba untuk menjadi kekasihku. Mungkin saja dia hanya berpura-pura. Tapi, ternyata Edward jauh lebih tampan dari yang aku lihat di foto. Aku pasti akan membuatnya menjadi milikku. Harus dan dia pasti akan menerima perjodohan kami," ucapnya dalam hati, sambil menyu