Renata melangkah mendekat dengan langkah tenang, tapi aura dinginnya jauh berbeda dari Kania yang ceria dan pasti langsung menyalami serta mencium punggung tangan Wira. Sedangkan Renata, seolah tak memiliki hormat pada yang tua, dia langsung menyelinap di samping Edward, duduk dengan santai seolah mengklaim wilayahnya.
Mata Renata langsung menatap Edward yang diam membeku, lalu dia menyapa dengan nada lembut menusuk, "Edward, bukankah kamu bilang tidak akan ada pada pertemuan malam ini? Tapi lihat, kamu tetap datang untuk menyambut, 'kan?"
Edward menghela napas kasar, jawabannya datar, "Ini rumahku dan aku hanya menghormati orang tuaku."
Renata menyeringai tipis. "Oh, begitu?" Suaranya mengandung sindiran yang samar. Ia lalu menoleh ke arah Arya dan Kania bergantian. "Kamu pasti Arya, k
