Sepanjang perjalanan menuju ruang CEO, Edward menggenggam tangan Kania dengan lembut, hatinya penuh kebahagiaan yang sulit diungkapkan. "Sayang, aku benar-benar nggak nyangka. Para karyawan bisa seniat itu, sampai-sampai mempersiapkan kejutan untuk kita," ucapnya, matanya berbinar, masih sulit mempercayai kenyataan. Kania tersenyum kecil, menatap suaminya penuh pengertian. "Kamu benar. Awalnya kita pikir ada masalah, tapi ternyata mereka sudah menyiapkan itu semua karena hari ini kita kembali bekerja dan sebagai pasangan suami istri," sahutnya, suara lembut mengalun haru. Edward mengangguk, nada suaranya bergetar oleh rasa bangga dan kasih sayang. "Iya, Sayang. Aku bahagia sekali. Saat ini, aku bukan hanya bos kamu di perusahaan, tapi aku juga suami kamu. Aku akan selalu melindungi kamu.