“Makasih banyak, Mas. Kamu akan selalu jadi penyelamat dan pelindungku selamanya, aku mencintaimu!” ucapnya tergugu, ada perasaan lain yang tiba-tiba muncul dan membuat hatinya sakit entah kenapa. Arga mengerti, dia pun segera meraih Airin ke dalam pelukannya lagi. Diciumnya puncak kepala perempuan itu dengan penuh kasih dan perasaan bersalah yang begitu besar. “Kita akan hidup bersama selamanya, aku janji kamu dan Ryu akan bahagia!” bisik Arga. Di luar kamar, Nenek Bia dan Tama yang diam-diam mengintip, ikut terharu melihat pemandangan di dalam sana. “Alhamdulillah Ya Allah!” bisik Nenek Bia haru, air matanya turun juga akhirnya. “Bagaimana menurut kamu, Tama?” tanyanya seraya menoleh pada Tama. Tama cepat berpaling lalu mengusap wajahnya. “Apanya?” sahutnya ketus. Nenek Bia terke