Airin tersenyum seraya mengulurkan tangannya meminta Arga untuk duduk lebih dekat padanya, dia tak tahu saja jika ‘suaminya’ itu gugup setengah mati di dalam hatinya. “Sini, Mas. Sudah lama aku nggak dipeluk kamu!” ujar Airin. Arga bergeser mendekat, berjarak hanya sejengkal dari Airin. Itu membuat Airin gemas, dia bergeser merapat pada Arga lalu melingkarkan tangannya di lengan lelaki itu. “Duh, suamiku malah jadi kayak anak perawan begini, malu-malu!” kekeh Airin bersandar manja di bahu Arga. Arga mendadak kaku jadinya, sikunya berada begitu dekat dengan d**a Airin. Otaknya dengan otomatis terbayang akan bentuk nyata benda kenyal itu. “Astaga!” gumamnya mendesah pelan. Airin mendengarnya, dia menoleh sambil tersenyum pada Arga. “Kenapa?” tanyanya polos. “Ngg-nggak apa-apa!” tukas