Revan mengemudi dengan tenang, matanya fokus menatap jalanan sementara bibirnya tersenyum ditambah raut wajahnya yang cerah. Dia senang karena Airin memperbolehkannya untuk mengantarnya pulang. “Maaf, apa pekerjaan suamimu?” tanya Revan membuka topik, ingin tahu lebih banyak tentang Airin dan Arga lebih jauh. Airin mendengus pelan, “Apa itu penting? Bukankah semua itu sudah tertera di dalam data para siswa!” sahutnya dengan nada ketus. Revan tak tersinggung dengan sikap Airin yang seperti itu, dia hanya tersenyum ringan saja menanggapinya. “Ya, siapa tau kami memiliki banyak kesamaan dalam profesi atau pekerjaan sehingga bisa menjalin hubungan bisnis,” ujar Revan, kembali pada sifat cerianya. “Kami tidak dalam keinginan untuk menjalin relasi bisnis baru, apalagi dengan keluarga super