Malam semakin larut mendatangkan hawa dingin menusuk tulang ketika menjelang pagi. Airin terbangun dari tidurnya, dia termangu sebentar ketika merasakan tangan posesif Arga melingkari perutnya, lelaki itu terusik sebentar ketika Airin bergerak melepaskan diri dengan perlahan. “Mau ke mana, Sayang?” gumamnya dengan suara serak, matanya setengah terbuka melihat ke arah Airin yang bangun duduk di sampingnya. “Mau ke kamar mandi,” jawab Airin tersenyum singkat. Arga melihat ke arah jam digital di meja samping sebentar, masih pukul 2 dini hari. Dia pun menguap lebar lalu berganti posisi tidur membelakangi Airin, lalu kembali terlelap. Airin menarik nafas panjang, merasa lega Arga tidak lanjut bertanya, malah kembali tidur lelap dengan dengkur halus terdengar kemudian darinya. Airin perlahan